Sebelumnya, Cinderella melarikan diri dengan bantuan 3 benda ajaib. Tapi Juragan raksasa lebih perkasa dari yang diduga.
Cinderella dan istri juragan.
"Bagun!! segera mandi dan layani juragan".
Suara bentakan wanita membangunkan Cinderella. Pikirannya lelah, tapi dia ingat disekap di kamar mungil beraroma apak, dengan kasur tanpa seprei di pinggir kamar. Dia sama sekali tidak menyentuh kasur itu. Dengan ingatan rasa jijik, dia hanya berjongkok di balik pintu, memaksakan terjaga sepanjang malam, memahami apa yang terjadi, sampai akhirnya tertidur karena lelah luar biasa, tergeletak di lantai.
Cinderella menegakan wajahnya, melihat tajam wanita di depannya.
"Tolong aku..".
Suara pelan penuh harapan, tidak ada lagi yang bisa dia lakukan, harapnya seorang wanita paruh baya di depannya mengerti.
Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai istri juragan,
"Kamu jangan begitu, juragan suka kamu, kamu harus bisa melayani dia dengan baik" kali ini suaranya lembut.
"Kamu juga wanita dan dia suami.."
Istri juragan tersenyum, meraba lembut kepala Cinderella, dengan kelembutan penuh kasih. Mengingatkan Cinderella akan sentuhan seorang ibu yang lama dia dambakan. Begitu lembut istri juragan meraba rambutnya, membuat dia tidak ingin melupakan sentuhan surgawi ini. Pikirannya melayang menajam, mengingat detail kenikmatan sentuhan penuh kasih ini, menjaganya kedalam ingatan paling suci. Tidak akan pernah dia lepaskan ingatan indah ini.
Istri juragan melekatkan kepalanya dengan Cinderella, membisikan kata lembut,
"Aku membawa kostum bajak laut, juragan ingin main dengan mu saat ini juga, dia menunggu di ruang sebelah".
"Tapi..".
Tanpa berkata banyak, istri juragan segera melucuti pakaian Cinderella, membersihkan badan Cinderella dengan kain basah, memberikan parfum beraroma vanila ke sekujur tubuh Cinderella dan memasangkan kostum bajak laut dengan cekatan.
Cinderella tidak bisa berbuat banyak, pikirannya masih belum bisa mencerna apa yang terjadi. Hentakan jiwa yang baru dialaminya membuat dia terpaku tak berkutik.
Sampai aroma lembut vanila sekujur tubuhnya menyapa realita pikirannya, mengingatkan dia kembali akan alam nyata yang dia hadapi saat ini. Tapi aroma vanila terlanjur membuat Cinderella nyaman, sepertinya aroma tersebut membisikan kalimat penenang bahwa semuanya akan baik-baik saja, seperti candu yang menghanyutkan.
Dengan menggunakan kostum bajak laut, dia dibawa keluar kamar. Kostum bajak laut sederhana, baju putih dengan rumbai, ditambah rompi coklat tipis, menggunakan celana ketat coklat dan sepatu boot hitam besar. Topi segitiga pipih dengan gambar tengkoraklah yang membuat kostum itu menjadi kostum bajak laut.
Setelah melewati ruangan yang cukup besar, isri juragan berhenti di depan pintu bergagang kuningan bulat, membuka dan mendorong masuk Cinderella kedalam, menemukan Cinderella dengan juragan. Dan mengunci kamar tersebut dari luar.
Cinderella melihat sosok besar juragan sedang berdiri di sebelah meja berukuran sedang. Ada yang ganjil dengan ruangan tersebut. Ruangan cukup besar tapi hanya ada satu meja ditengah ruangan, tanpa penerangan yang cukup.
Juragan menghampiri Cinderella. Seketika dia menghirup aroma kuat datang dari tubuh juragan, parfum kuat yang menusuk indra penciuman Cinderella. Begitu kuat hingga menghadirkan hawa dingin di punggung dan leher bagian belakang. Begitu misterius, hawa dingin tersebut menjalar ke bagian belakang kepalanya, meresap kedalam pikirannya, memberikan sensasi unik akan kehadiran juragan.
Sensasi yang belum pernah dia rasakan sebelumnya, sensasi ledakan dari dalam tubuh, seakan ada sesuatu yang ingin keluar dari dalam tubuh Cinderella secara brutal. Sensasi itu bertambah kuat saat juragan mendekat, tapi Cinderella berusaha melawan sensasi yang saat ini sedang menyelimuti tubuhnya. Mengembalikan nuraninya bahwa dia adalah korban dari kekuasaan.
"Pergi..!!!" teriak Cinderella.
"Jangan begitu, aku sudah siapkan meja yang cukup untuk kita berdua"
"Gila kamu!! Pergi jauh!!"
"Kita bisa bermain disini, lihat, cukup kan?" juragan mendekti meja dan membentangkan tangannya untuk mengukur lebar meja.
Cinderella menempelkan punggungnya ke pintu, sambil memperhatikan gerak gerik juragan, sesekali menarik gagang pintu yang berbentuk bulat, memaksa membuka pintu.
"BEDEBAH!! aku sudak sabar lagi.." teriak juragan.
Dengan kekuatan seorang pria, juragan mencengkram pinggang Cinderella dengan satu tangan, menarik paksa Cinderella ke arah meja, menghempaskan dia ke kursi kecil yang belum pernah dia lihat sebelumnya.
Dengan menjentikan jari, juragan menghidupkan penerangan di kamar tersebut. Terkejut, Cinderela yang terduduk di kursi bisa melihat papan catur di atas meja dan juragan sudah duduk di kursi seberang.
"Putih jalan dulu!" perintah juragan.
Dengan perasaan linglung, Cinderella memulai permainan dengan pembukaan sisilia. Dimulai dengan langkah e4 dan mendapat balasan e5 oleh juragan.
Tidak memerlukan waktu lama, pintu kamar dibuka dari bagian dalam. Juragan mengatarkan Cinderella keluar dari kamar setelah dia berhasil mengalahkan Cinderella 3 kali berturut turut.
Juragan memerintahkan istrinya untuk mengantarkan Cinderella ke rumah neneknya, dan tidak lupa dia memberikan buku trik pintar bermain catur kepada Cinderella.
Dengan cekatan, istri juragan mengantarkan Cinderella langsung ke rumah nenek dengan mobil. Tanpa ada pertanyaan akan apa yang terjadi di kamar sebelumnya. Cinderella juga tidak banyak berkata, dia masih shock kalah berturut turut, sambil memegang erat buku trik pintar bermain catur.
Sampai di rumah nenek, Cinderella langsung berlari masuk kedalam rumah mencari nenek,
"Neneeeek.. aku sudah pulang!!"
Seorang wanita tua keluar dari kamar,
"Kamu siapa?" tanya wanita tua.
"Aku Cinderella, tapi nenek biasa panggil aku
Timun suri, masak nenek lupa!!" Cinderella gemes.
Nenek menarik tangan seorang wanita muda dari kamarnya,
"Ini
Timun suri, kamu siapa?" menunjuk wanita muda yang baru pertama kali dilihat oleh Cinderella.