. Sebenarnya memang sudah kodratnya kalo wanita dan pria berbeda, fisiknya memang berbeda, tingkah lakunya juga berbeda, kalau tingkah lakunya sama bisa bahaya, nanti bisa dikatagorikan sebagai bences, tapi apakah sampai jalan pikiran dan khayalan mereka juga berbeda.
“yuuk kita ke midi, sekalian mas juga pengen beli coklat-coklatan, buat ngemil di kantor ”
Midi sendiri adalah supermarket mirip alfamart hanya saja memiliki ruangan yang lebih luas, saya curiganya ini adalah cabang alfamart, tapi apa peduli saya, disinikan saya hanya mau beli ciki dan makanan kecil lainnya. Seperti layaknya konsumen lainnya, sampai dimidi saya ambil keranjang belanjaan dan langsung browsing rak dagangan di midi, saya langsung menuju ke rak coklat dan ingin melanjutkan ke rak ciki, karena memang itu yang saya mau beli.
Untuk menuju rak coklat kita melewati rak minuman dingin, saya pun menawarkan ke mira kalau kalau dia mau minuman ringan dingin.
“sayang mau beli minuman”
“enggak ah mas nanti aja” mia menolak dengan halus
“kenapa nanti?” saya heran “kan mumpung kita lagi di rak minuman, jadi sekalian beli aja”
“iya gampang, nanti aja deh” mia menolak sambil menarik tangan ku untuk bergerak meninggalkan rak minuman
“iya udah, kalo gak mau gak apa-apa” sambil tersenyum manis (yang baca jangan muntah)
Sampai di rak coklat saya langsung mencari coklat yang padat tapi tidak begitu mahal, pilihan saya jatuh kepada oreo wafer stick dan coklat superman isi lima, saya ambil coklat oreo 5 buah dan 1 bungkus coklat superman isi 5. Sambil memasukan coklat ke keranjang belanja saya juga memperhatikan mira yang sedang memilih-milih coklat yang ada.
“mia mau coklat juga?”
“iya mas, mia mau juga. Boleh kan?” mira balik bertanya
“boleh lah, ambil aja yang mia suka”
“kayaknya mia mau ini deh” sambil menunjuk coklat superman dan memasukannya ke keranjang belanja yang saya bawa
Setelah puas kita langsung pindah ke rak ciki, saya langsung menyilahkan mira untuk mengambil ciki yang dia suka.
“ya udah sayang pilih aja cikinya”
“iya, tapi aku bingung mas, mau yang lays apa citato yah?” sambil memegang bungkus lays dan membaca tulisan belakang di bungkusnya
“terserah sayang, lagi mau ciki apa”
“aku lagi mau yang rasa keju deh, eh mas enakan keju apa barbeque yah?” dengan muka kebingungan mira bertanya lagi
“terserah sayang, lagi mau yang keju atau barbeque”
“mia bingung nieeeeee… mas”
Cukup lama mira memilih milih ciki yang ada di rak, sambil menunggu mira memilih ciki yang dia suka, saya juga melihat-lihat ciki yang ada di rak ciki midi tersebut, ternyata rak ciki midi sama dengan rak ciki di tempat lainnya, masih di warnai dengan chiki balls, taro, cheetos, vetos dan sebangsanya. Tiba-tiba mira menarik tangan saya.
“mas yuk kita ke sana”
“lho, sayang gak jadi beli cikinya?” saya bertanya kebingungan
“nanti aja mas, mia mau jalan ke sana dulu, yuuk”
Kita menuju rak perkakas dapur, disana mira melihat lihat gelas dan mangkok melamin.
“mas ini bagus yah, mia pengen punya ini di kantor” sambil mengambil gelas melamin dirak
“iya bagus, emang mia mau beli gelas buat dikantor?”
“enggak sie, Cuma ini bagus kan” sambil memutar-mutar gelas ditangannya
Saya jadi agak pusing, sebenernya kita kesini kan mau beli ciki kok jadi liat-liat gelas sama mangkok yah?
“sayang gak jadi beli cikinya?” saya tanya lagi masalah cikinya
“nanti aja mas puput, mia mau liat-liat dulu” sambil menarik saya yang membawa keranjang ke rak lainnya
Saya diajak memutari semua rak yang ada di midi, rak perawatan wajah, rak susu, rak mainan, rak permen, rak baju daleman, rak pembalut dan rak rak yang lainnya. Tentunya sambil melihat-lihat semua barang yang ada di rak itu, pernah waktu di rak pembalut saya bertanya ke mira.
“kok sayang ke sini, sayang lagi dapet yah?”
“enggak kok, mia kan Cuma liat-liat aja” sambil menggelengkan kepala
“gak dapet kok liat-liat pembalut?”
“yeeee, gak apa-apa kale, kan gak dosa liat-liat, weeeeee” sambil menjulurkan lidahnya dengan manis kesaya
Setelah sekian lama kita berputar-putar di rak midi, secara tidak sadar ternyata kita kembali lagi di rak ciki.
“waw sejak kapan” pikir saya, sambil kebengongan
“mas put, bentar ya mia mo cari ciki dulu”
“iya sayang” saya mengiyakan
“mas enakan rasa keju atau barbeque” mia bertanya lagi
“ini kayaknya de javu deh, gw pernah ngalamin ini dulu, kayaknya..” dalam hati saya berfikir
“barbeque aja yang” saya mulai mengarahkan mia untuk cepat memilih cikinya
“emang kenapa mas?”
“lebih enak yang barbaque, mas suka barbaque” saya jawab sebisanya
“tapi mia suka keju mas”
“oh yaaaaaaaa, kalo gitu dua duanya aja yang” masih dengan senyum saya menjawab
“jangan mas, selain chitato mia mau lays juga, jadi chitatonya satu aja, boleh kan mas?”
“jelas boleh dong sayang” dengan meringis kuda saya menjawab
Dengan sabar dan telaten paten saya menunggu mira memilih ciki kesukaannya, entah yang keju atau barbeque, entah lays dan chitato, pokoknya saya tunggu, asal jangan sampai besok (lebay). Setelah memakan waktu yang cukup lama akhirnya mira memasukan ciki ke keranjang belanjaan, dengan cepat saya langsung menuju ke tempat pembayaran, sebelum mira berubah pikiran.
Mbak-mbak di midi cukup ramah melayani saya, dia juga menawarkan apakah ada barang lain yang ingin saya beli. Karena merasa cukup saya langsung mengucapkan tidak dan terimakasih, saya langsung membuka pintu midi dan keluar dengan membawa belanjaan yang berisi ciki dan coklat.
Dalam perjalanan pulang saya sedikit menyindir mira karena cara belanjanya yang memakan waktu cukup lama.
“eh sayang, kita di dalem tadi itu ½ jam ada lho, padahal kita Cuma beli ciki sama coklat doang”
“iya mas, mia kalo sama maya juga suka gitu, kita Cuma beli apa gitu tapi seneng liat-liat barang yang lain dulu” sambil bercerita banyak bagaimana mira belanja dengan teman baiknya itu
Ternyata sindiran saya gak sampe ke dia, ya sudah biarlah, ternyata wanita dan pria memang berbeda. Dari pada saya mempermasalahkan cara belanja dia lebih baik saya menerima apa adanya, menerima dan menyadari kalau wanita dan pria itu berbeda. Dengan begini saya lebih bisa mencintai mira dengan sepenuh hati.