Sangat menarik perhatian. Selalu penuh setiap gw liat sepulang kantor.  Mie Aceh yang bisa diliat kalau berjalan dari mampang ke arah ragunan, beberapa puluh meter sebelum pom bensin asing berwarna kuning.

Untuk minum. Gw pesen kopi Aceh dingin dan teh manis,  makannya gw pesen mie Aceh rebus daging, pedas. Tidak butuh waktu lama untuk menghadirkan minuman, hanya berselang 7 menit setelah gw pesan.

Sedangkan makanan datang setelah menunggu 14 menit.  Menurut gw masih masuk dalam range waktu yang cepat. Karena mie Aceh bukan fast food,  dan ada elemen daging yang harus dimatangkan.

Untuk minuman kopinya, terasa seperti permen.  Terlalu manis.  Gw sendiri belum pernah coba kopi Aceh asli.  Tapi kopi yang gw beli kali ini seperti minum air gula dengan taburan kopi. Terlalu manis.

Untuk minuman teh manis dinginnya, sangat jujur.  Berasa teh, manis dan dingin. Emangnya apalagi yang diharapkan dari segelas teh manis dingin?

Menu utama mie Aceh rebus daging sangat menggoda, tampilannya sederhana tapi kuahnya merah merona. Seperti Syahrini yang menggunakan blush on cakrawala membahana.  Menggiurkan. 

Pada menu utama terdapat 2 piring,  1 piring mie Aceh dan 1 piring yang berisi kerupuk,  acar bawang, timun dan potongan jeruk nipis.  Langsung gw campur acar dan peras jeruk nipis ke piring mie Aceh.  Aduk.

Rasanya pedas panas, tercampur gelutan asam segar dari acar dan perasan jeruk nipis. Cocok banget di lidah. Gw suka campuran rasa kayak gini. Kalau dari tampilannya, komposisi mie terlihat lebih sedikit dari pada kuahnya, kebetulan gw gak bawa timbangan, jadi berdasarkan penglihatan dan perkiraan, komposisi mie kuah sekitar 50-50.

Kuahnya bisa dibilang cukup banyak, sehingga buat mereka yang demen banget nyeruput pedas panas dan asam segar, pasti sangat menikmati momen bersama mie Aceh ini. Momen ini, seperti jalan pertama kali dengan kekasih yang baru dinyatakan cintanya. Menggemaskan dan penuh hasrat ingin.

Apakah mie Aceh ini sempurna?

Gak juga sie,  sempurna itu gak akan ada di dunia.  Karena sempurna itu seperti berpapasan dengan Raisa yang sedang berpegangan tangan dengan Isyana.  Mereka menyapa gw,  "eh Puput,  ini kaca matanya ketinggalan, dari semalem.. ".

Sempurna, hanya ada di mimpi.