Pengalaman Pertama Kali Naik Pesawat Terbang
Jujur aja, pertama kali gw naik pesawat sekitar 10 tahun yang lalu, waktu itu dapet tugas job training di Medan sekitar + 9 bulan.
Pengalaman pertama ngeliat bandara pesawat dari mobil adalah wow, tapi saat masuk ke ruangan bandara adalah wew "gw abis ini kemana ya?". Untungnya waktu itu ada yang mengantar sampai dengan tujuan, jadi gw cuma ngikut aja, disuruh keluarin tiket gw nurut, disuruh keluarin KTP gw nurut, sampai gw berfikir "apalagi yang harus gw keluarin biar kalian puas.. !! Sebuuut.. sebuuuut!!!"
Kalau gw naik pesawat sendiri pasti kayak orang nyasar, gw aja bingung waktu itu, kenapa gw turun ke terminal bandara 2F di cengkareng. Padahal banyak terminal yang ada 1, 2 dan A sampai abjad lain, gw bolak balik tiket pesawat gak ada tulisannya harus nunggu di terminal sekian. Ternyata orang lain tau letak terminal berdasarkan pengalaman mereka, katanya kalo Garuda Air pasti di terminal ini, kalau Lion Air ada di terminal itu.
Alamak, masak naik pesawat aja kayak cari lowongan pekerjaan "minimal pengalaman sekian tahun". Ternyata juga, itu udah pengetahuan umum, kalo gw naik Bus Damri pasti ditanya "tiketnya apa mas?" dan dia juga langsung jawab "Kalo itu di 2F!", perasaan selama gw sekolah dari SD-SMP sampai Kuliah gak pernah di ajarin mengenai terminal pesawat. Dari mana cobak kenek Bus Damri tadi belajar?
Harusnya setiap pembelian tiket pesawat, kita dikasih 1 lembar peta terminal bandaranya, khususnya untuk terminal internasional di cengkareng SOETA. Karena salah terminal bisa menyebabkan kekacauan tersendiri, letak terminalnya jauh-jauh.
Memang sie akhirnya gw terbiasa dengan terminal karena telah beberapa kali naik pesawat, tapi itu sangat tidak adil bagi mereka yang pertama kali naik pesawat dan sendirian. Mungkin harusnya ada 1 SKS mata kuliah pengenalan bandara nasional dan internasional agar yang lain gak gagap di bandara kayak gw waktu itu.
Pengalaman pertama memang selalu menegangkan, tapi pengalaman setelah naik pesawat juga bisa mencengangkan, contohnya beberapa waktu yang lalu gw naik pesawat.
Seperti biasa kalau duduk di bangku ekonomi pasti nempel duduknya, dan ada aja yang ngajak ngobrol,
"mau kemana mas?"
Bukannya kita duduk di pesawat yang sama yah, dan ini bukan connecting flight, pastinya kita landing di bandara yang sama, tapi sesuai dengan adat orang Indonesia yang mengedepankan Pancasila maka berdasarkan sila ke 5 "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" dan butir 4 "Menghormati hak-hak orang lain", maka gw menghormati hak tanya dia dengan memberikan jawaban,
"Jakarta mas" dengan senyuman
"Ooo dari Dumai ya?"
Jiaaah, perasaan kita tadi boarding barengan, dan kita memang naik pesawat dari Dumai ke Jakarta. Tapi sesuai dengan Pancasila sila ke 5 dan butir 10 "Suka berkerja keras" maka gw berusaha keras dengan penuh senyum menjawab pertanyaan dia,
"Iya mas" tetap dengan senyuman penuh kemanisan