Extra Large yang Extra
Antara Aku, Kau dan Mak Erot, Film yang bergenre komedi dan di bintangin oleh banyak sekali jebolan MTV, dan di produksi oleh Star vision Plus ini menjadi pilihan film yang saya tonton minggu lalu, saya tertarik dengan judul filmnya yang mengundang, ditambah dengan masuknya seorang bintang yang ternama di dunia per XL an, yaitu Mak Erot. Ingin rasanya saya menyaksikan acting Mak Erot. Walaupun saya sudah di kecewakan oleh film komedi sebelumnya tetapi di karenakan rasa yang penasaran maka saya mencoba untuk memberanikan -siap apabila di kecewakan lagi- diri untuk membeli 2 tiket film @Rp 15.000.
Film ini menceritakan kisah hidup tiga orang sahabat, Deni (Jamie Aditya), Stefan (Erron LeBanG) dan Juno (Alex Abbad), digambarkan mereka bersahabat akrab sejak SMA, tetapi akhirnya mereka terpaksa untuk berpisah saat lulus SMA, dikarenakan Deni yang harus pindah rumah ke Kalimantan mengikuti orangtuanya yang di mutasi kerjanya. Kembali bertemu 11 tahun kemudian, banyak perubahan yang nampak dari mereka, Stefan sudah menikah, Juno meneruskan usaha orang tuanya, sedangkan Deni yang di ceritakan sebagai orang yang kurang mampu belum terlihat perubahan, malah perubahan Deni baru akan terjadi sekarang, Deni di haruskan menikahi wanita yang hamil sebelum nikah, untuk membantu keluarganya yang kurang mampu. Wanita yang akan dinikahi adalah wanita yang gila sex, kebetulan Deni memiliki anu yang kecil, maka dari sini di mulailah cerita petualangan Deni dan kawan-kawan.
Film ini memang layak untuk di sebut film komedi, dari menit-menit awal permunculan film kita sudah di suguhi situasi menggelitik kelakuan Stefan, ditambah bagaimana usaha ketiga sahabat untuk membuat Deni menjadi mesin sex. Kemunculan dukun yang dapat memperbesar alat vital pun menjadi tambahan komedi tersendiri –tebak dukunya siapa-. Cerita film ini cukup menarik dan ber irama tidak datar dan rata, banyak intrik-intrik dan emosi yang terkandung dalam film ini, walaupun kita tahu jagoan pasti menang, tetap membuat kepala kita bertanya-tanya khawatir apakah jagoannya benar-benar bisa menang dan bagaimana menangnya.
Tiada gading yang retak, sayangnya walaupun ceritanya cukup menarik, film ini menurut saya memiliki kualitas gambar yang kurang baik, gambarnya terlihat aneh tidak seperti nonton film, gambar orangnya juga terlihat bengkok-bengkok gak jelas –ini filmnya atau bioskopnya yah :p –, juga kurang nya acting orang yang sedang menyirih –perlu adanya observasi oleh sutradara-, menjadi tidak lucu dan merusak aura dukun. Untuk ending juga ada yang terasa kurang, untuk film komedi yang memiliki emosi, menurut saya ada baiknya bila endingnya di beri sedikit perayaan, agar penonton bisa pulang puas dan lega.
Keseluruhan menurut saya film ini cukup bagus dan layak di tonton, bisa menjadi komedi praktis untuk melepas tawa, paling asik kalau di tonton berame-rame biar tambah seru, plus jangan duduk di bangku depan –pegel mbooook- "Plok cape deh". Satu lagi, jangan langsung pulang saat film abis, saksikan dulu aksi Jamie Aditya di akhir acara. :D