3 Penyebab Banjir di Jakarta yang Bikin Kita Nyegir kayak Kuda

3 Penyebab Banjir di Jakarta yang Bikin Kita Nyegir kayak Kuda


Apakah kalian pernah terjebak di motor? pulang jam 5 sore dan sampai rumah jam 1 malam?

Gw pernah, dan itu bukanlah sesuatu yang manis untuk dikenang, itu adalah pengalaman pahit tapi tetap sulit dilupakan. Kayak abis megang tai cicak, gak enak tapi baunya nempel terus di tangan, susah hilang walaupun udah disabunin berulang kali.

Dari pengalaman yang buruk itu, gw jadi lebih "ngeliat" lingkungan sekitar. Beberapa yang gw liat bikin menganggukan kepala dan berfikir "pantes aja banjir", dan itu adalah...

Saluran Air Ajaib 


Harap dibaca seperti judul film Doraemon, "Saluran Aiiir, Ajaiiiiiib". Banyak banget ada di daerah gw, itu adalah saluran air ada dan tiada. Kenapa bisa gw sebut "ada dan tiada"? karena memang saluran airnya sangat ajaib. Kadang kita bisa liat saluran air, ukurannya cukup lebar tetapi setelah kita telusuri dengan berjalan beberapa meter, saluran air itu hilang, hanya terlihat tanah rata sama jalanan. Lalu kemanakah saluran air yang besar tadi? 

Itu adalah pertanyaan besarnya, mungkin bagi mereka yang bisa memecahkan masalah ini, dia berhak mendapatkan hadiah kobel.. ups, maksudnya nobel.

Rawa Menjadi Perumahan


Menurut wikipedia, rawa adalah genangan air secara ilmiah yang terjadi terus-menerus. Tapi buat gw, rawa adalah RW sebelah, tetangga gw, karena sudah gak ada lagi area genangan air yang alami di sana, udah jadi perumahan. Mungkin kalau di Amerika ada Swam Thing, mahluk ajaib tinggal di Rawa yang menyeramkan, menakutkan dan menghebohkan masyarakat sekitar. Bayangannya akan sangat berbeda dengan yang ada di sini, mahluk yang tinggal di rawa sini banyak yang putih, mulus dan bohay, sangat berbeda dengan yang ada di Amerika.

Masih Hidup di Tempat Sampah


Gak sedikit lho, yang menganggap dirinya hidup di tempat sampah. Orang seperti itu adalah yang naik mobil, makan gorengan dan buang plastiknya langsung keluar mobil. Naik motor, makan permen dan ngelempar bungkusnya ke trotoar. Ngupas bawang, dan buang sisanya ke saluran air depan rumah. Mereka semua menganggap tempat tinggalnya adalah tempat sampah, semua yang ada di sekitarnya adalah tempat sambah. Bahkan, jangan-jangan mereka menganggap dirinya adalah sampah sehingga mereka layak tinggal di tempat sampah.

logoblog

Share this:

CONVERSATION

0 comments:

Posting Komentar