Setelah ngajak bocah maen bareng di pasir ancol, kita lanjut menikmati malam Jakarta di Telaga Sampierun Ancol. Bukan dengan alasan tertentu tapi karena ingin mencoba tempat yang belum pernah kita kunjungi disana.

Udaranya berangin saat kita sampai disana. Kalau bawa anak kecil, ada baiknya membawa banju panjang. Kebetulan anak yang paling kecil tertidur saat gw sampai di Telaga Sampierun Ancol, jadi gw pilih tempat yang lesehan. Lebih enak membaringkan anak yang sedang tidur.

Tempatnya agak unik. Lesehan disekeliling danau buatan dan banyak ikan lapar di danau. Disediakan juga makanan ikan di pinggi gubuk lesehan. Tapi makanan ikannya bayar yah, gak gratis. Unik kan, kita yang bantu makanin ikan di danaunya, kita juga yang bayar makanan ikannya.

Tapi tempatnya terlihat romantis. Diarea danau banyak lampu temaram bertebaran dengan pantulan air danau ditambah semilir angin malam yang menyapa punggung dan leher, menyebabkan aura jatuh cinta menyembul kembali.

Menu makanannya beragam, tapi karena kita lebih tertarik dengan pecak guramenya. Lauk lainnya gw mencoba udang bakar madu. Tapi gw agak kecewa sama sambel gledeknya, tidak pedas dan agak hambar. Harusnya tidak disebut sambel gledek, tapi cukup dengan sambel saja.

Bahkan lebih pedes pecak guramenya dari pada sambel yang ada disana.


Masalah harga, menurut gw agak berlebihan. Mungkin ada komponen pemandangannya kali yak di setiap menu makanannya. Tapi yang paling bikin gw waw dan bikin gw betah disana selain suasananya adalah pelayanannya. Super ramah dan menyenangkan sekali. Bravo buat para mas dan mbak Telaga Sampierun Ancol.