Cek IG Ibu Dong!
Sangat Menarik perkembangan media sosial di Indonesia. Bagaimana kita ingin mengkontrol adik-adik kita dari efek buruk media sosial. Memang belum ada cara yang paten 100%, tapi cara reken-rekan di Purwakarta wajib diacungkan jempol.
Yang perlu diwaspadai adalah, kemampuan tersembunyi adik-adik kita yang belum kita pahami. Karena sumber informasi sudah mudah didapatkan, informasi untuk kebaikan ataupun keburukan. Dan untuk ilmu dibidang IT, banyak adik-adik kita yang lebih jago.
Jangan sampai pendidik kita sendiri menjadi korbannya. Silahkan cek kata kunci pencarian di google, seberapa banyak pencarian kalimat "bagaimana hack facebook". Dibawah ini kata kunci di google yang automatis muncul saat gw coba search "bagaimana hack facebook". Cukup banyak variasinya.
Gak perlu hack secara sembunyi. Hanya dengan menerapkan social enginering saja, pasti sebagian besar dari mereka juga bisa. Cuma dengan bertanya seperti dibawah ini.
"ibu susah masuk fb?, sini aku bantu.. Passwordnnya apa ya bu? "
"fb nya dihack itu pak, sini bantu aku bersihin"
Jangan lupa juga, membuat akun fb/ig atau media sosial lain sangat mudah. Bagaimana meyakinkan pendidik berteman dengan akun aktif siswa memang menjadi tantangan tersendiri. Jangan-jangan malah banyak akun bodong.
Pembulian di media sosial sangat mudah dilakukan. Ngelesnya juga sangat mudah. Jangan sampai pendidik malah jadi korban pembulian di media sosial, seperti dibawah ini.
Ada pendidik yang like status siswa/siswi. Lalu ada beberapa akun bodong yang memulai perkara dengan membalas sebagai berikut,
"cie cie.. Kasih like.. Suka bener ya pak"
"kek nya pedo nie om-om"
"kumisnya aje tebel.. Awas nyipok jadi behel.. Wkakakakaka"
"wkakakak doi kasih like.. Inget bini paaaak"
"gw kira mahooo loe.. Ternyata demen juga"
Bukan hanya dari sisi guru. Anak didik juga bisa jadi korban dari guru yang terlalu pintar. Seperti dibawah.
"anak2, ibu posting telor goreng, wajib dilike and share, diskon 10% order hari ini"
"bapak dah posting puisi, kalo sampe besok gak VIRAL, ulangan dadakan.. Paham! "
Secara garis besar, gw sangat setuju kalau ada pendidikan atau aturan berprilaku di media sosial. Alhamdulilah Purwakarta sudah memulainya. Tapi kalau bisa, jangan berjalan sendiri. Harusnya secara nasional Indonesia memberikan panduan kepada pendidik. Panduan yang memang sudah dibentuk oleh orang pintar dan ahli di bidang pendidikan juga media sosial.
Panduang yang tidak karet, panduan yang memang mewakili kebutuhan masyarakat. Panduan yang memang dibutuhkan oleh Indonesia. Untuk menjadi pribadi Indonesia.
Share, ketik amin, ketik angka 7 dan lihat apa yang terjadi. Atau telor gorengnya naik 20%.
Share, ketik amin, ketik angka 7 dan lihat apa yang terjadi. Atau telor gorengnya naik 20%.
"bapak dah posting puisi, kalo sampe besok gak VIRAL, ulangan dadakan.. Paham! " Hahaha.. memang guru konyol.
BalasHapusSemoga gak ada yak.. :p
Hapusthe point is, maybe postpone kids get social media until they grow as a teen.
BalasHapusPostpone kid itu abg bukan kah
HapusAduh mas maafkan ini saya komennya agak OOT tapi kok gambar yang zoom in-zoom out sendiri ketika blog Mas Put dibuka di PC suka bikin puyeng X')))))))
BalasHapusWew ciyus.. Cari2 template baru deh
HapusAmin
BalasHapus7
Apa yg terjadi nik
HapusBeli telornya ceploknya dua bisa?
BalasHapusCek IG kita kakak
Hapusaku kok jadinya pingin ketawa dibagian maksa ngelike postingan :))
BalasHapus:p thanks dah nyimak
Hapus